Minggu, 11 September 2011
In:
inginku
harapan laluku, hidupku, nyataku,,,
Dalam gelap dan sepinya malam yang kelam setitik embun dini hari jatuh pada hamparan rumput dan ilalang. Mengecup bubir- bibir hijau dan meluncur menelusuri lekuk batang dan dahan. Bergayut…. Bercanda…. Lalu jatuh memeluk bumi menyatu diri dan hening lagi.
Tiba- tiba aku tersentak. Ah… cepatnya kehidupan ini. Dengan diiringi tetesan air mata yang jatuh membasahi bumi. Dengan nada terisak rendah aku berusaha menggoreskan kehidupan ini. Kehidupan yang selalu mewarnai langkah ini. Semua kenangan akan ku kubur jauh di sudut hatiku. Kan ku jadikan memory dalam hidupku.
Sesaat aku merenung… Tiba- tiba sebuah sinar olehku. Cerah menerobos di sela- sela gorden kamarku. Terang terpadu pada lilin di atas mejaku. Ku intip celah kecil gorden yang tak tertutup rapat. Kan ku tengok di luar sana nan jauh terpancar sinar purnama. Senyum merekah sang dewi malam. Semua turut menghiasi indahnya suasana saat itu.
Dan malam itulah… tepatnya malam 23-Oktober-‘10. Saat itu sengaja aku menyendiri di sudut kamarku yang sepi, sendiri dan begitu sunyi. Ku isi lembaran- lembaran terakhir diari hidupku. Dengan memanjatkan do’a semoga langkahku di masa yang akan datang merupakan langkah yang lebih bagiku. Penuh hidayah serta perlindungan dari-Nya. Dan tak lupa pula harapan di sana. “Tuhan, tuliskan kehidupan nyataku dan semuku dengan terbalut kebahagiaan.
Tak tersangka tahun telah berubah. berganti dengan 11. Hampir setahun lalu sebuah harapan ku tulis di sebuah fikirku.... kini... harapanku terkabul. Kehidupanku, nyataku, terbalut dengan kebahagiaan meski tanpa persahabatan indahku dulu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar